Sabtu, 11 Agustus 2018

Short Escape : Santolo Beach & Puncak Guha Garut

It's been about 2 years, i'm not open this blog. Banyak hal terjadi di hidup gue, insya Allah nanti gue ceritain satu - satu tapi gak sekarang. 

Ok, kembali ke judul. So gue kemarin tepatnya tanggal 7 Juli baru saja liburan, Yeay. Sudah terlalu jenuh dengan aktifitas harian yang monoton, gue memutuskan liburan ke Garut. Why Garut? First, Garut jaraknya gak terlalu jauh dari tempat tinggal gue sekarang ini yaitu Karawang, dan Garut juga punya banyak secret paradise yang belum banyak di ketahui oleh orang which mean masih sepi. Ya gue memang lebih suka liburan ke tempat wisata yang sepi, lebih enak saja rasanya, rasa damai dan tenang nya lebih dapet, enak buat merefresh otak.

Rencana pertama gue mau naik gunung ke Gn. Cikuray Garut, karena gue sudah kangen banget ingin naik gunung lagi, terakhir naik gunung ke Gn. Sumbing Februari lalu. Mulai lah gue persiapan, yang pertama cari temen - temen buat diajak naik, gue chat satu - satu temen - temen yang suka naik gunung. Gue sudah tahu sih rata - rata jawabannya pada nolak dengan seribu alasan, giliran nanti gue upload foto liburan, mereka pada komen 'gak ngajak - ngajak' , kan ee pisan. 

Akhirnya dapet deh 2 orang, Teh uli sama Icus. The funny thing is, gue belum pernah ketemu sama dua orang ini. 

Teh Uli, orang bandung gue kenal dia di line circle Pendaki JaBar. Dulu kita pernah mau naik bareng  ke Gn. Guntur, tapi karena ketidakcocokannya waktu, Teh Uli naik gunung terlebih dahulu sendirian ke Gn. Guntur dan gue hari berikutnya bareng anak - anak kambing dari Tangerang.

Icus, atau nama aslinya Suci I dont know, karena dia alay jadi mengganti namanya jadi Icus. Mirip Ria Ricis dari penampilan sama kelakuannya. Kalo bikin story di IG bisa kaya orang kelebihan  gula, sok riweuh te pararuguh. Gue kenal icus sudah lama dari sejak jaman SMP. Kenal di jaman game Facebook, padahal tinggal satu kabupaten yaitu Ciamis, tapi belum pernah ketemu sama sekali. 

Jadi deh 3 orang yang mau. Eh ternyata Icus gak boleh naik sama ibunya, yaudah deh sabar ya cus. Tinggal berdua gue sama Teh Uli. Teh Uli ini sudah nikah, dan suaminya ini sama - sama suka naik gunung juga dulunya. Sejak nikah sama Teh Uli, suaminya bernazar gak akan naik gunung lagi. Makanya Teh Uli gue ajakin naik mau, dia katanya juga sudah kangen ingin naik gunung. Sampe hari H - 1 mau berangkat Teh Uli Dapet, takut terjadi hal yang enggak - enggak nanti pas naik, jadi kita batalin rencana. So sad :(

Gue galau dong, ingin naik tapi gak ada temen. Agus, temen gue  ngajak ke pantai. Yaudah deh berangkatin, daripada libur 2 hari gak ada kegiatan di kosan.

Jum'at malam, sekitar jam 8 kita berangkat naik motor. Perjalanan cukup lancar, agak macet di Purwakarta dan dalam 2 jam kita sudah sampai Bandung. Cuacanya lumayan dingin, sampe bikin tangan gue kebas, dan begonya juga gue gak pakai kaos kaki, akhirnya kita memutuskan untuk berhenti sejenak di kedai nasi goreng buat beli bubur ayam nasi goreng. Karena memang gue juga laper.

Perut sudah kenyang, dan badan lumayan hangat, kita melanjutkan perjalanan lagi. Efek perut kenyang dan sudah malam, gue ngantuk dan gak jarang ketiduran di motor. Iya ketiduran di motor :(. Akhirnya gue memutuskan untuk gantian gue yang nyetir motor, karena kalo gue di bonceng gue suka gak sengaja ketiduran. 

Sekitar jam 12 malam kurang, kita sudah sampai di Garut, di daerah Kadungora kalo gue gak salah, soalnya gue lupa. Sudah terlalu malam buat ngelanjutin perjalanan, dan kita berdua sudah sama - sama ngantuk, dan jalanan juga sudah sepi banget sesepi hati ini. Gue belokin motor ke pom bensin, dan ikut tidur di teras luar mushola pom bensin. Ada banyak juga orang yang tidur disitu, dari barang bawaannya sih mereka mau mendaki gunung. 

Gue sengaja bawa sleeping bag yang sering gue pakai buat naik gunung, buat gue antisipasi hal ini bakal terjadi. Dinginnya Garut sampai dengan 11 °C , gue tidur diluar cuma pakai sleeping bag, dan gue gak pakai kaos kaki. Gila dinginnya sampe ke DNA.

Bangun tidur jam 5, ngopi dan sarapan lanjut perjalanan lagi. Ternyata perjalanan masih cukup jauh, lokasi Pantai Santolo masih 4 jam perjalanan lagi dari Kadungora, karena memang letak pantainya di ujung Garut.

Gue melanjutkan perjalanan menuju ke pantai Santolo, dari masuk ke daerah Garut kota jalanan cukup lancar, karena memang masih pagi banget. Setelah 2 jam perjalanan, jalanan yang tadinya lurus tanpa hambatan sekarang berubah jadi berlika - liku penuh tanjakan dan turunan dan jalannya pun sempit. Kanan tebing kiri jurang, tapi gak seserem itu sih.

Pantai Santolo terletak di daerah . Harga tiket masuk Pantai Santolo cukup murah, hanya 15rb / motor, kalau pakai mobil mungkin beda lagi kali ya, gue gak tahu karena gue pakai motor. Langsung deh gue cari - cari tempat parkir, parkir motor dikenakanan biaya 10rb. Buat lo yang mau merasakan bermalam di pinggir pantai jangan Khawatir karena banyak sekali penginapan di sekitar pesisir pantai.


Pantai Santolo memiliki pasir yang putih dan Ombak yang cukup besar, buat kalian yang berenang berhati - hati lah, nanti tau - tau kegulung ombak lagi. Tetapi sayangnya banyak sekali sampah berserakan di sekitar pesisir pantai, jadi keliatan kotor dang mengurangi keindahan pantainya.


Tidak banyak foto yang gue ambil disini, karena gue fokus buat bikin video. Buat yang mau liat videonya, ini dia.

A post shared by Fahrie Kurniadi (@fahrkn) on


Sekitar jam 3 sore, kami sudah puas menikmati keindahan pantai santolo dan bermaksud untuk melanjutkan lagi perjalan menuju destinasi selanjutnya yaitu Puncak Guha.

Puncak Guha tidak jauh dari pantai Santolo hanyak berjarak 30 menit berkendara dengan motor saat jalanan sepi, ya bener - bener sepi hanya ada satu atau motor saja yang lewat. Perjalan menuju puncak guha tidak terasa karena di sepanjang jalan kami disuguhi pemandangan pantai yang tiada putusnya. Ya, jadi pantai disini satu jalur, dan banyak sekali pantai - pantai yang tidak kami kunjungin karena waktunya yang gak cukup sehari saja.

Puncak Guha adalah sebuah tebing tinggi yang terletak di pinggir pantai. Harga tiket masuknya cukup murah hanya RP. 5000 per orang, dengan pemandangan yang sangat indah dan bisa bikin hati tenang, sangat worth it sekali sih gak sia - sia menempuh perjalanan jauh.


Puncak Guha tempatnya asik untuk ngecamp, tetapi hati - hati karena anginya yang cukup kencang haru pintar - pintar cari tempat spot untuk mendirikan tenda. Kami sampai ke puncak guha sekitar jam 4 sore. Mengambil beberapa foto dan video untuk membekukan momen tak terasa matahari mulai terbenam.

Perlahan langit berubah warna menjadi orange keemasan lembut, angin bertiup kencang ombak bergulung - gulung dan menabrak tepian tebing menghaslikan bunyi yang menenangkan hati. Sunset Puncak Guha, unforgetable moment yang pengin gue rasain lagi